Gunung es di Antartika. |
Namun untuk mengeksplorasi dan eksploitasi sumber berlian tersebut, untuk tujuan komersil, saat ini dilarang. Berlian terbentuk dari karbon murni dalam suhu yang ekstrem, yang biasanya terjadi sekitar 150 kilometer di bawah tanah.
Letusan gunung berapi membuat berlian terangkat ke permukaan tanah, sehingga berlian bisa diambil dan di bentuk ke dalam berbagai perhiasan. Batu berharga ini biasanya diawetkan secara alami dalam jenis lain, yaitu batu kebiruan yang disebut kimberlite.
Kehadiran kimberlite ini yang menjadi petunjuk, jika ada deposit berlian dalam jumlah besar di suatu tempat, seperti di Afrika, Siberia, dan Australia. Dan untuk pertama kalinya, peneliti menemukan kimberlite di Antartika. Di antaranya di gunung Meredith dan Charles.
"Letusan kimberlite yang terjadi di gunung berapi, mengindikasikan adanya berlian. Penggalian mungkin saja bisa dilakukan untuk kegiatan tambang berlian di Antartika," ucap Teal Riley, ahli geologi.
Andai kata berlian berlimpah di Antartika, Protokol Perlindungan Lingkungan Antarika pada tahun 1991, melarang secara keras bentuk penggalian apapun yang berkaitan dengan sumber daya mineral, kecuali untuk tujuan ilmiah. Namun pada tahun 2041, hal itu bisa berubah, karena Protokol tersebut tidak berlaku lagi.
"Kami tidak tahu apakah akan ada pertambangan setelah tahun 2041, atau ada teknologi pertambangan yang lebih ekonomis dan tidak mengganggu lingkungan di Antartika," kata Dr Kevin Hughes dari komite ilmiah penelitian Antartika.
Namun bagaimana pun, pertambangan di Antartika dapat mengganggu siklus cuaca. Sehingga disayangkan jika penemuan ini disebar luaskan untuk tujuan ekonomi semata tanpa mengindahkan keadaan lingkungan.
No comments:
Post a Comment