Anak-anak di Afghanistan. (sumber: http://www.theguardian.com) |
Dana tersebut digunakan untuk memodernisasi Afghanistan, tapi tampaknya belum ada kemajuan yang signifikan. Bahkan saat ini, sekitar setengah dari anak-anak di sana terkena malnutrisi akut. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan fisik mereka rendah.
Satu dekade susah pemerintahan Taliban jatuh, tapi sekitar 55% anak-anak masih belum terjangkau makanan yang bergizi, data ini dikeluarkan oleh PBB. Bahkan jika dibandingkan negara-negara miskin lainnya, kekurangan nutrisi anak-anak di Afghanistan lebih parah, dan terjadi terus-menerus.
Selain kekurangan pangan dan kemiskinan, kekerasan di sana tak kunjung berhenti, dan menyebabkan harapan hidup rendah, serta kesehatan bagi ibu dan anak. Rata-rata pendapatan di sana adalah US$2-3 atau Rp25 ribu hingga Rp35 ribu per hari. Ditambah minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia, membuat banyak penduduknya menganggur.
Banyak temuan yang memperlihatkan anak-anak tidak tumbuh semana mestinya, mereka bertubuh lebih kecil karena malnutrisi tersebut. Sehingga generasi mendatang di Afghanistan ternancam.
Pemerintahan Afghanistan sendiri telah meluncurkan program lima tahun, dengan menggunakan tepaung sebagai makanan pokok di negara miskin tersebut. Namun untuk pendidikan, kesehatan dan kebersihan masih nelum tesentuh sepenuhnya.
Sementara itu, berdasarkan data dari PBB, hanya satu dari lima orang di Afghanistan yang mencukupi makanannya dengan gizi seimbang, sehingga butuh bantuan besar dari seluruh negara untuk menghentikan malnutrisi akut yang diderita anak-anak di Afghanistan.
No comments:
Post a Comment