Sekelompok singa. Sumber |
Dalam jurnal PloS One, diperkirakan dalam lima tahun kedepan singa-singa tersebut akan punah, jika tidak dilakukan upaya serius dari pihak-pihak terkait di sana. Saat ini, singa-singa tersebut tersebar di negara-negara Nigeria dan Senegal.
Semakin kecilnya lahan berburu, membuat singa harus mencari lahan lain yang bebas dari ancaman manusia. Padang rumput saat ini banyak beralih menjadi ladang pertanian, sehingga mangsa alami mereka seperti zebra, rusa, dan binatang lainnya semakin berkurang.
Selain itu, pemerintah juga kekurangan uang untuk konservasi singa-singa tersebut. Tidak seperti Afrika Selatan yang mengembangkan pariwisata alam liarnya menjadi pundi-pundi keuangan, negara-negara di Afrika Barat kurang mengembangkannya menjadi sumber pendapatan.
"Seperti wisata alam liar, kebanyakan penelitian dan konservasi internasional menengok sisi Selatan dan Timur Afrika, sehingga dana untuk mengendalikan satwa liar selalu ada, tidak seperti Afrika Barat yang kurang diminati dalam beberapa dekade terakhir," kata Henschel kepada Livescience.
Dari 21 wilayah penjelajahan singa, hanya empat yang kini tersisa. Sehingga keberadaan singa kini terbatas di negara-negara tertentu, seperti Senegal, Nigeria, dan perbatasan antara Benin, Niger, dan Bukina Faso.
Akibat isolasi tersebut, ragam genetik singa menjadi terancam, inbreeding menjadi hal yang tidak bisa dielakkan. Sehingga ketahanan singa terhadap penyakit, cuaca dan lingkungan menjadi lebih rendah. Dan keberhasilan reproduksi pun terancam.
Untuk menghentikan ancaman kepunahan tersebut, tentu dibutuhkan peran aktif dari pemerintah setempat, dan peneliti dunia, serta bantuan dana, untuk kembali memulihkan populasi singa di Afrika Barat.
No comments:
Post a Comment